RESUME TUTORIAL
“Batuk Mengganggu”
“Batuk Mengganggu”
Tutor/Dosen:
Ns. Paulinus Deny Kristanto, S.Kep.,M.Kep
Kelompok 1 :
Ns. Paulinus Deny Kristanto, S.Kep.,M.Kep
Kelompok 1 :
I Gede
Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Stenli Kristian Palangi (15130103)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary Rambu Lodang (15130113)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Feni Mardatila Ngangun (15130127)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Styo Hadi Wibowo(15130135)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Stenli Kristian Palangi (15130103)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary Rambu Lodang (15130113)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Feni Mardatila Ngangun (15130127)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Styo Hadi Wibowo(15130135)
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
Kasus
Tutorial
“Batuk Mengganggu”
“Batuk Mengganggu”
Tn. X usia 57 tahun datang keluhan batuk-batuk
sejak 3 bulan yang lalu dengan dahak mukopurulen, terkadang disertai
hemoptoe,Dyspneu. Klien menyatakan mengalami penurunan berat badan (BB) 10 Kg
dalam waktu 6 bulan terakhir, nafsu makan turun, dan sering berkeringat pada
malam hari, demam, riwayat kontak Tb (ibu klien). 2 bulan yang lalu klien
mendapatkan terapi OAT dari puskesmas, tetapi minum obat tidak teratur, dan
drop Out setelah 1 bulan menjalani pengobatan, karena klien merasakan bosan
minum obat. Klien adalah seorang perokok ½ bungku per hari sejak 25 tahun yang
lalu. Dari hasil S: 37o C, RR: 32x/menit. BB/TB: 43Kg/161cm. Tampak
retraksi Suprasternal, Supraklavikula dan Intercosta, Vokal vemitus melemah di
sisi kanan, suara nafas Creakles semua lapang paru.
pemeriksaan penunjang:
pemeriksaan penunjang:
Ø AGD
: PH: 7,575; PCO2 :41,6; PO2: 59,8; HCO3 :
38,5; BE : 1,63
Ø BTA
: 3 kali berturut-turut +++
Ø Mantoux
test : +
Ø Rontgen
thoraks :
Foto PA, jantung tampak besar bentuk dbn.
Pulmo: hilum tidak melebar, tampak
fiproinfiltrat kedua aspek corakan bronko tidak meningkat. Diafragmna sinus
kanan tumpul, tulang & soft tissue TAK
Terapi:
Diit TKTP, 02 4 It/m natsal kanula, IVFD: RL 1 6 TPM
Inhalasi 2x1 : 1 cc barotex (ventolin),1 cc
bisolvon ,1 cc NaCL 0,9% injeksi IV : brikasma 10 mg/24 jam , ranitidin 50
mg/12 jam, ceftriaxon 1 g/12 jam
Oral OBH syr 3x1 sendok,rifampisin 1x3 300mg
,INH 1x300mg ,PZA 1x750,streptomycin 1x750mg
A. Kata sulit
1. Mukopuruten : sekret bernanah
2. Hempotoe :
batuk berdahak
3. Suprastenal : tulang dada
4. Supraklavikula : diatas tulang klavikula
5. Dyspeu :
kesulitas bernapas
6. Interkosta :
otot diantara tulang rusuk
7. Vokal
primitus : fibrasi semar saat pasien
bersuara
8. Composmetis : sadar penuh
9. Flproinfiltrat : hasil gambaran roggen ada luka
10. Mantoux
test : test untuk mendiagnosis
penyakit TB
11. Inhlasi : obat uap menggunakkan
nebulizer
12. Apeks : titik terujung pada akar
gigi
13. Soft
tissue : pembengkakkan abnormal yang disebabkan neuplasma dan
nonpleuplasma
nonpleuplasma
B.
Rumusan Masalah
TBC
C.
Pertanyaan
1. Apa
dampak pasien jika tidak mengonsumsi obat dengan teratur?
Ketika tidak teratur mengkonsumsi obat maka
BTAnya akan ressisten terhadap obat TB tersebut.
2. Apakah
TBC dapat disembuhkan dalam waktu yang cepat (1 bulan)?
Tidak bisa, karena ditinjau dari penjelasan
pengobatan Kategori I Tahap penularan diberikan obat setiap hari selama
2 (dua) bulan (2 HRZE). (Widoyono, 2010)
Dari sini kami menyimpulkan bahwa dalam 1
bulan tidak dapat disembuhkan.
3. Apakah
faktor penyebab TBC?
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan
terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil
tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)
4. Mengapa
pengobatan tidak dapat berenti selama 6 bulan?
Karena ketika seseorang masih ada basil tahan
asam ini maka pengobatan tetap dilanjutkan.
5. Bagaimana
cara penularan TBC?
·
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
·
Benda atau makanan yang terkontaminasi dengan
bakteri tersebut.
(Werdhani, 2010)
6. Apa
bedanya TBC denga penyakit paru lainnya?
Bedanya yaitu terlihat pada penyebabnya.
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium Tuberculosis.Bakteri
ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna
dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (BTA).
(Widoyono, 2010)
7. Bagaimana
pengobatan kepada pederita TBC?
Pengobatan tuberculosis paru menggunakan obat
antituberculosis (OAT) dengan metode Direcly obseved treatment
shortcourse (DOTS)
1.
Kategori I (2
HRZE/4 H3R3) untuk pasien TBC baru
2.
Kategori II (2
HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori
I-nya gagal atau pasien yang kambuh).
3.
Kategori III (2
HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).
4.
Sisipan (HRZE)
digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif dari
pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum
makan pagi
Kategori I
a.
Tahap penularan diberikan setiap hari selama 2
(dua) bulan (2 HRZE):
·
INH (H) :
300 mg – 1 tablet
·
Rifampisin (R) :
450 mg – 1 tablet
·
Pirasinamid (Z) :1500 mg – 3 kaplet @ 500 mg
·
Etambutol (E) :
750 mg – 3 kaplet @250 mg
Obat tersebut diminum setiap hari secara
intensif sebanyak 60 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK II.
b,
tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4 H3R3):
·
INH (H) :
600 mg – 2 tablet @ 300 mg
·
Rifampisin (R) : 450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut diminum 3 kali dalam seminggu
(Intermiten) sebanyak 54 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK III.
(widoyono, 2010)
8. Apakah
dengan hilangnya gejala satu bulan atau kurang menandakkan pasien sudah sembuh
total?
Dikatakan sembuh total apabila pada
pemeriksaan diagnostiknya tidak terlihat lagi tanda adanya bakteri tersebut.
9. Bagaimana
cara pencegahan TBC?
·
Memberikan imunisasi bayi-bayi baru lahir
dengan BCG, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan kemudian bila diperlukan
·
Memberikan imunisasi keluarga terdekat, bila
pemeriksaan tes tubercolin negatif
·
Makan makanan bergizi
·
Memberikan penjelasan ke penderita untuk
menutup mulut dengan sapu tangan atau menggunakan masker, dan mengeluarkan
dahak/meludah jangan disembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang
diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi
aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
(Nugroho, Vera, 2010)
10. Apa
peran perawat jika menemukan pasien TB yang tidak mau minum obat?
Memberikan edukasi ke pasien serta dampak jika
pasien tersebut tidak mau minum obat.
11. Mengapa
berat badan pasien TB menurun?
Karena pasien tb nafsu makannya menurun jadi
berdampak pada beratbadan pasien
12. Mengapa
seorang perokok beresiko TBC?
Karena orang yang perokok aktif organ yang
paling berdampak yaitu paru-paru dimana seperti yang sudah diketahui kandungan
yang tekandung dalam rokok jadi membuat bakteri tersebut juga mudah untuk
masuk.
13. Apa
saja tanda dan gejala TB?
·
Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
·
Batuk berdarah
·
Suhu meningkat
·
Keringat di malam hari
·
Lelah
·
Nafsu makan berkurang
·
Berat badan menurun
·
Nyeri dada
·
Sesak
·
Nyeri tulang
(Nugroho, vera, 2010)
14. Apa
diagnosa keperawatan ?
Diagnosa keperawatan ditentukan dari hasil
analisis data klien. Diagnosa keperawatan untuk klien TB mencakup (tetapi tidak
terbatas) diagnosa berikut :
Lebel
Diagnostik
|
Faktor
etiologi yang mungkin
|
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
|
Peningktan sputum, penularan
energi/keletihan
|
Ketakutan
|
Penyakit jangka panjang yang membutuhkan
kemoterapi jangka panjang, perubahan gaya hidup.
|
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Peningkatan sputum, peningkatan kebutuhan
metabolisme, batuk, keletihan.
|
Gangguan Pola tidur
|
Batuk malam hari.
|
Kurang pengetahuan: tentang penyebaran dan
pencegahan tuberculosis
|
Kurang pemajanan terhadap informasi
|
(Effendy, dkk, 2008)
D.
Tujuan pembelajaran
1.
Mengetahui Pengertian, Tanda dan Gejala TB
·
Pengertian Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis, suatu basil Aerobil
tahan asam, yang ditularkan melalui udara (airborne).(Effendy, dkk, 2008)
·
Tanda dan Gejala
Ø Batuk
berdahak lebih dari 3 minggu
Ø Batuk
berdarah
Ø Suhu
meningkat
Ø Keringat
di malam hari
Ø Lelah
Ø Nafsu
makan berkurang
Ø Berat
badan menurun
Ø Nyeri
dada
Ø Sesak
Ø Nyeri
tulang
(Nugroho, vera, 2010)
2.
Mengetahui Penyebab TB
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan
terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil
tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)
3.
Mengetahui penularan penyakit TB paru
·
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
·
Benda atau makanan yang terkontaminasi dengan
bakteri tersebut.
(Werdhani, 2010)
4.
Mengetahui pencegahan TB
·
Memberikan imunisasi bayi-bayi baru lahir
dengan BCG, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan kemudian bila diperlukan
·
Memberikan imunisasi keluarga terdekat, bila
pemeriksaan tes tubercolin negatif
·
Makan makanan bergizi
·
Memberikan penjelasan ke penderita untuk
menutup mulut dengan sapu tangan atau menggunakan masker, dan mengeluarkan
dahak/meludah jangan disembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang
diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi
aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
(Nugroho, Vera, 2010)
5.
Mengetahui pengobatan TB
Pengobatan tuberculosis paru menggunakan obat
antituberculosis (OAT) dengan metode Direcly obseved treatment
shortcourse (DOTS)
1.
Kategori I (2
HRZE/4 H3R3) untuk pasien TBC baru
2.
Kategori II (2
HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori
I-nya gagal atau pasien yang kambuh).
3.
Kategori III (2
HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).
4.
Sisipan (HRZE)
digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif dari
pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum
makan pagi
Kategori I
b.
Tahap penularan diberikan setiap hari selama 2
(dua) bulan (2 HRZE):
·
INH (H) :
300 mg – 1 tablet
·
Rifampisin (R) :
450 mg – 1 tablet
·
Pirasinamid (Z) :1500 mg – 3 kaplet @ 500 mg
·
Etambutol (E) :
750 mg – 3 kaplet @250 mg
Obat tersebut diminum setiap hari secara
intensif sebanyak 60 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK II.
b,
tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4 H3R3):
·
INH (H) :
600 mg – 2 tablet @ 300 mg
·
Rifampisin (R) : 450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut diminum 3 kali dalam seminggu
(Intermiten) sebanyak 54 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK III.
(widoyono, 2010)
6.
Diagnosa TB
Diagnosa keperawatan ditentukan dari hasil
analisis data klien. Diagnosa keperawatan untuk klien TB mencakup (tetapi tidak
terbatas) diagnosa berikut :
Lebel
Diagnostik
|
Faktor
etiologi yang mungkin
|
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
|
Peningktan sputum, penularan
energi/keletihan
|
Ketakutan
|
Penyakit jangka panjang yang membutuhkan
kemoterapi jangka panjang, perubahan gaya hidup.
|
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Peningkatan sputum, peningkatan kebutuhan
metabolisme, batuk, keletihan.
|
Gangguan Pola tidur
|
Batuk malam hari.
|
Kurang pengetahuan: tentang penyebaran dan
pencegahan tuberculosis
|
Kurang pemajanan terhadap informasi
|
(Effendy, dkk, 2008)
7.
Pemeriksaan penunjang
·
Kultur sputum: positif untuk M.
Tuberculosis pada tahap aktif penyakit
·
Ziehl-Neelsen (pewarnaan tahan asam): positif
untuk basil tahan asam.
·
Tes kulit Mantoux (PPD, OT): reaksi
yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB dorman atau
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium yang berbeda (keterampilan
3-4)
·
Ronsen dada : menunjukan Infiltrasi kecil lesi
dini pada bidang atas paru, deposit kalsium dari lesi primer yang telah
menyembuh, atau cairan dari suatu efusi. Perubahan yang menandakan TB lebih
lanjut mencakup kavitasi, area vibrosa.
·
Biopsi jarum jaringan paru: positif untuk
Granuloma TB. Adanya sel-sel raksasa menunjukan nekrosis.
·
AGD: mungkin abnormal bergantung pada letak,
keparahan, dan kerusakan paru residual.
·
Pemeriksaan fungsi pulmonal: penurunan
kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara residual
terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder akibat
infiltrasi/fibrosis parenkim. (Effendy, dkk, 2008)
KESIMPULAN
Dengan demikian bahwa penyakit tuberculosis
(TBC) itu di sebabkan karena adanya bakteri mikrobakterium tuberkulosa. Oleh
karena itu mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan
diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera
di tangani dengan tepat.
Daftar
Pustaka
nugroho, T. Dan vera scorviani. 2010. Kamus pintar kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
widoyono, 2010. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, pencegahan dan pemberantasan. Jakarta: EGC
rafflesia, Ulfasari. 2014. Model penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Jurnal Gradien Vol. 10
Werdhani, retno asti.2010. Patofisiologi, Diagnosis dan klsaifikasi Tuberkulosis. Depertemen ilmu komunitas, Okupasi, dan keluarga FKUI.
Rahajoe, dkk. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Nawas, arifin. 2010. Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS plus. Jakarta: Perkumpulan pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
effendy, dkk. 2008. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
widoyono, 2010. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, pencegahan dan pemberantasan. Jakarta: EGC
rafflesia, Ulfasari. 2014. Model penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Jurnal Gradien Vol. 10
Werdhani, retno asti.2010. Patofisiologi, Diagnosis dan klsaifikasi Tuberkulosis. Depertemen ilmu komunitas, Okupasi, dan keluarga FKUI.
Rahajoe, dkk. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Nawas, arifin. 2010. Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS plus. Jakarta: Perkumpulan pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
effendy, dkk. 2008. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Lampiran;
0 komentar:
Posting Komentar