Kamis, 22 September 2016

Promosi Kesehatan TBC

POMOSI KESEHATAN
“Tuberkulosis”


Kelompok 1 :
Eko Hermawan                       (13130022)
Idwitasary rambu lodang        (15130113)
Yosia Samtawa Sinaga           (13130040)
Styo Hadi Wibowo                 (15130135)
Willibrodus gloria rahamitu (13130029)
I Gede Mustika                       (15130095)
Dian Marcelina Kau                (15130098)
Komang Merry Setiawati        (15130129)
Devi Yuanita Lestari               (15130120)
Stenli Kristian palangi             (15130103)
Feni mardatila Ngangun         (15130127)
Fitryani                                    (15130112)
Ika Susanti                              (15130119)
Aprilina Awing                       (15130110)


PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2016 
     Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular, menyerang pada paru, yang disebabkan oleh basil micobakterium tuberculosis.( Murwani, Arita. 2011)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.( Price, Sylvia Anderson. 2005)

B.     Etiologi
Penyebab tuberkulosis merupakan basil micobakterium tuberculosis: ( Murwani, Arita. 2011)
·      Basil tahan asam (BTA)
·      Bentuk batang
Faktor-faktor penyebab penyakit TBC:
·      Faktor ekonomi
·      Status gizi
·      Umur
·      Jenis kelamin

C.    Manifestasi klinis
Ada beberapa tanda saat seseorang terjangkit tuberkulosis paru, di antaranya: .( Murwani, Arita. 2011)
1.        Batuk-batuk berdahak lebih dari dua minggu
2.        Batuk-batuk dengan mengeluarkan mukus dan pernah mengeluarkan darah
3.        Anoreksia/nafsu makan menurun
4.        Badan lemah, letih dan cepat lelah
5.        Dada terasa sakit
6.        Sering terjadi febris, temperatur naik hingga 38> C
7.        Hiperpireksia kurang lebih 2 minggu
8.        Bila kondisi memberat bisa terjadi caverne dan batuk darah (haemaptoe)
9.        Kadang-kadang terjadi dispneu sampai sianosis

D.    Patofisiologi
Pada penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9%). Tuberkulosis dapat tahan hidup di udara kering maupun basah, bahkan dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apa bila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Artinya, suatu saat kuman tuberkulosis ini akan dapat bangkit lagi dan berkembang.( Naga, Sholeh S. 2014)
Cara penularan yaitu lewat jalan nafas.( Murwani, Arita. 2011)
a.       Secara lansung
·         Berbicara dengan berhadapan langsung dengan penderita TBC
·         Air born/percikan air ludah
·         Berciuman dengan penderita TBC
·         Udara bebas (dalam satu kamar dengan penderita TBC)

b.      Secara tak langsung
·         Melalui benda, makanan dan minuman
 yang terkontaminasi basil
·         Saputangan
·         Peralatan mandi
·         Tempat tidur
·         DLL
Kebanyakan infeksi TBC terjadi melalui udara, yaitu melalui inhasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Price, Sylvia Anderson. 2005). Bagi penderita tuberkulosis paru yang memiliki banyak sekali kuman, dapat terlihat langsung dengan mikroskop pada pemeriksaan dahaknya. Hal ini tentunya sangat menular dan berbahaya bagi lingkungan penderita. ( Naga, Sholeh S. 2014)
Pada saat penderita batuk atau bersin, kuman TBC paru dan basil tahan asam (BTA) positif yang berbentuk dorplet sangat kecil ini akan beterbangan di udara. Dorplet yang sangat kecil ini kemudian mengering dengan cepat dan menjadi dorplet yang mengandung kuman tuberkulosis. Kuman ini dapat bertahan diudara selama beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat dorplet yang mengandung unsur kuman tuberkulosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila dorplet ini terhirup dan bersarang di dalam paru-paru seseorang, maka kuman ini akan mulai membelah diri atau berkembang biak. Dari sini lah akan terjadi infeksi dari satu penderita ke calon penderita yang lain (mereka yang telah terjangkit penyakit). ( Naga, Sholeh S. 2014)

E.     Sifat-sifat mycobacterium Tuberculosis
1.      Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada suhu 6 C selama 15-20 menit.
2.      Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
3.      Dalam dahak, bakteri ini dapat bertahan selama 20-30 jam.
4.      Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.
5.      Dalam suhu kamar, biakan basil ini dapat hidup selama 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20 C selama 2 tahun.
6.      Bakteri ini tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan, antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3%, dan NaOH 4%.
7.      Basil ini dapat dihancurkan oleh jodium tinetur dalam waktu 5 menit, sementara dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit kemudian. ( Naga, Sholeh S. 2014)

F.     Pencegahan penyakit TBC paru
Banyak hal yang bisa dilakukan mencegah terjangkitnya TBC paru. Pencegahan-pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat, maupun petugas kesehatan: ( Naga, Sholeh S. 2014)
1.      Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk, dan membuang dahak tidak di sembarang tempat.
2.      Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG.
3.      Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TBC, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.
4.      Petugas kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobat khusus kepada penderita TBC ini. Pengobatan dengan cara menginap dirumah sakit hanya dilakukan bagi pendrita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5.      Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau ludah anggota keluarga yang terjangkit penyakit ini (piring, tempat tidur, pakaian), dan menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6.      Melakukan imunisasi orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, seperti keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan, dan orang lain yang terindikasi, dengan vaksin BCG dan tindakan lanjut bagi yang positif tertular.
7.      Melakukan penyelidikan terhadap orang-orang kontak. Perlu dilakukan tes tuberculin bagi seluruh anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukan hasil negatif, perlu dilakukan pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan dan perlu penyelidikan intensif.
8.      Dilakukan pengobatan khusu. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tetap, yaitu obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan tekun dan teratur, selama 6-12 bulan. Perlu diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.

G.    Pemeriksaan penunjang
1.      Laboratorium ( Murwani, Arita. 2011)
a.       Hematologi
·         Lekosit meninggi
·         HB menurun
·         BBS/LED, meningkat/tinggi
·         Eritrosit menurun jika kronis
b.      Sputum
·         BTA (+)
2.      Radiologi
Pada pemeriksaan poto thorak menujukkan kesan
·         Koh pulmonal
·         Adanya jaringan parut/fibrosis
·         Gambaran keruh








H.    Penatalaksanaan
Farmakologi ( Murwani, Arita. 2011)
1.      kanamicin
2.      kantrek
3.      INH, PAS, etambutol, rifampicin
4.      Pinicillin
5.      Streptomicin
6.      Kombinasi antara penicillin dan streptomicin

I.       Pathwey





DAFTAR PUSTAKA
Murwani, Arita. 2011. PERAWATAN PASIEN PENYAKIT DALAM. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Naga, Sholeh S. 2014. BUKU PANDUAN LENGKAP ILMU PENYAKIT DALAM. Jogjakarta: DIVA Press

Price, Sylvia Anderson. 2005. PATOFISIOLOGI: KONSEP PROSES-PROSES PENYAKIT, E/6, VOL 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

0 komentar:

Posting Komentar