POMOSI KESEHATAN
“Tuberkulosis”
Kelompok 1 :
Eko Hermawan (13130022)
Idwitasary rambu lodang (15130113)
Yosia Samtawa Sinaga (13130040)
Styo Hadi Wibowo (15130135)
Willibrodus gloria rahamitu (13130029)
I Gede Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Stenli Kristian palangi (15130103)
Feni mardatila Ngangun (15130127)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary rambu lodang (15130113)
Yosia Samtawa Sinaga (13130040)
Styo Hadi Wibowo (15130135)
Willibrodus gloria rahamitu (13130029)
I Gede Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Stenli Kristian palangi (15130103)
Feni mardatila Ngangun (15130127)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Aprilina Awing (15130110)
PROGRAM STUDI S-1 ILMU
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular, menyerang pada paru,
yang disebabkan oleh basil micobakterium tuberculosis.( Murwani,
Arita. 2011)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.( Price, Sylvia
Anderson. 2005)
B.
Etiologi
Penyebab tuberkulosis merupakan basil micobakterium tuberculosis: ( Murwani,
Arita. 2011)
· Basil tahan asam (BTA)
· Bentuk batang
Faktor-faktor penyebab penyakit TBC:
· Faktor ekonomi
· Status gizi
· Umur
· Jenis kelamin
C.
Manifestasi klinis
Ada beberapa
tanda saat seseorang terjangkit tuberkulosis paru, di antaranya: .( Murwani,
Arita. 2011)
1.
Batuk-batuk
berdahak lebih dari dua minggu
2.
Batuk-batuk
dengan mengeluarkan mukus dan pernah mengeluarkan darah
3.
Anoreksia/nafsu
makan menurun
4.
Badan
lemah, letih dan cepat lelah
5.
Dada
terasa sakit
6.
Sering
terjadi febris, temperatur naik hingga 38> C
7.
Hiperpireksia
kurang lebih 2 minggu
8.
Bila
kondisi memberat bisa terjadi caverne dan batuk darah (haemaptoe)
9.
Kadang-kadang
terjadi dispneu sampai sianosis
D.
Patofisiologi
Pada
penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru
(95,9%). Tuberkulosis dapat tahan hidup di udara kering maupun basah, bahkan
dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apa bila
kuman berada dalam sifat dormant
(tidur). Artinya, suatu saat kuman tuberkulosis ini akan dapat bangkit lagi dan
berkembang.( Naga, Sholeh S. 2014)
Cara
penularan yaitu lewat jalan nafas.( Murwani, Arita. 2011)
a.
Secara
lansung
·
Berbicara
dengan berhadapan langsung dengan penderita TBC
·
Air
born/percikan air ludah
·
Berciuman
dengan penderita TBC
·
Udara
bebas (dalam satu kamar dengan penderita TBC)
b.
Secara
tak langsung
·
Melalui
benda, makanan dan minuman
yang terkontaminasi basil
·
Saputangan
·
Peralatan
mandi
·
Tempat
tidur
·
DLL
Kebanyakan
infeksi TBC terjadi melalui udara, yaitu melalui inhasi droplet yang mengandung
kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Price, Sylvia
Anderson. 2005). Bagi
penderita tuberkulosis paru yang memiliki banyak sekali kuman, dapat terlihat
langsung dengan mikroskop pada pemeriksaan dahaknya. Hal ini tentunya sangat
menular dan berbahaya bagi lingkungan penderita. ( Naga, Sholeh
S. 2014)
Pada
saat penderita batuk atau bersin, kuman TBC paru dan basil tahan asam (BTA)
positif yang berbentuk dorplet sangat kecil ini akan beterbangan di udara.
Dorplet yang sangat kecil ini kemudian mengering dengan cepat dan menjadi
dorplet yang mengandung kuman tuberkulosis. Kuman ini dapat bertahan diudara
selama beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat dorplet yang mengandung
unsur kuman tuberkulosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila dorplet ini
terhirup dan bersarang di dalam paru-paru seseorang, maka kuman ini akan mulai
membelah diri atau berkembang biak. Dari sini lah akan terjadi infeksi dari
satu penderita ke calon penderita yang lain (mereka yang telah terjangkit
penyakit). ( Naga, Sholeh S. 2014)
E. Sifat-sifat
mycobacterium Tuberculosis
1.
Mycobacterium
tidak tahan panas, akan mati pada suhu 6 C selama 15-20 menit.
2.
Biakan
dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
3.
Dalam
dahak, bakteri ini dapat bertahan selama 20-30 jam.
4.
Basil
yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.
5.
Dalam
suhu kamar, biakan basil ini dapat hidup selama 6-8 bulan dan dapat disimpan
dalam lemari dengan suhu 20 C selama 2 tahun.
6.
Bakteri
ini tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan, antara lain phenol 5%,
asam sulfat 15%, asam sitrat 3%, dan NaOH 4%.
7.
Basil
ini dapat dihancurkan oleh jodium tinetur dalam waktu 5 menit, sementara dengan
alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit kemudian. ( Naga, Sholeh
S. 2014)
F. Pencegahan
penyakit TBC paru
Banyak hal yang bisa dilakukan mencegah terjangkitnya TBC paru.
Pencegahan-pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat,
maupun petugas kesehatan: ( Naga, Sholeh S. 2014)
1.
Bagi
penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat
batuk, dan membuang dahak tidak di sembarang tempat.
2.
Bagi
masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan
terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG.
3.
Bagi
petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan
tentang penyakit TBC, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang
ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.
4.
Petugas
kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap
orang-orang yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobat khusus kepada
penderita TBC ini. Pengobatan dengan cara menginap dirumah sakit hanya
dilakukan bagi pendrita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan
program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5.
Pencegahan
penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci
tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau
ludah anggota keluarga yang terjangkit penyakit ini (piring, tempat tidur,
pakaian), dan menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6.
Melakukan
imunisasi orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, seperti
keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan, dan orang lain yang terindikasi,
dengan vaksin BCG dan tindakan lanjut bagi yang positif tertular.
7.
Melakukan
penyelidikan terhadap orang-orang kontak. Perlu dilakukan tes tuberculin bagi
seluruh anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukan hasil negatif, perlu
dilakukan pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan dan perlu penyelidikan
intensif.
8.
Dilakukan
pengobatan khusu. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tetap, yaitu
obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan
tekun dan teratur, selama 6-12 bulan. Perlu diwaspadai adanya kebal terhadap
obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.
G. Pemeriksaan
penunjang
1.
Laboratorium
(
Murwani, Arita. 2011)
a.
Hematologi
·
Lekosit
meninggi
·
HB
menurun
·
BBS/LED,
meningkat/tinggi
·
Eritrosit
menurun jika kronis
b.
Sputum
·
BTA
(+)
2.
Radiologi
Pada
pemeriksaan poto thorak menujukkan kesan
·
Koh
pulmonal
·
Adanya
jaringan parut/fibrosis
·
Gambaran
keruh
H. Penatalaksanaan
Farmakologi ( Murwani, Arita. 2011)
1.
kanamicin
2.
kantrek
3.
INH,
PAS, etambutol, rifampicin
4.
Pinicillin
5.
Streptomicin
6.
Kombinasi
antara penicillin dan streptomicin
I. Pathwey
DAFTAR PUSTAKA
Murwani, Arita. 2011. PERAWATAN PASIEN PENYAKIT DALAM. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Naga, Sholeh S. 2014. BUKU PANDUAN LENGKAP ILMU PENYAKIT DALAM. Jogjakarta: DIVA Press
Price, Sylvia Anderson. 2005. PATOFISIOLOGI: KONSEP PROSES-PROSES PENYAKIT,
E/6, VOL 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC