Kamis, 22 September 2016

Promosi Kesehatan TBC

POMOSI KESEHATAN
“Tuberkulosis”


Kelompok 1 :
Eko Hermawan                       (13130022)
Idwitasary rambu lodang        (15130113)
Yosia Samtawa Sinaga           (13130040)
Styo Hadi Wibowo                 (15130135)
Willibrodus gloria rahamitu (13130029)
I Gede Mustika                       (15130095)
Dian Marcelina Kau                (15130098)
Komang Merry Setiawati        (15130129)
Devi Yuanita Lestari               (15130120)
Stenli Kristian palangi             (15130103)
Feni mardatila Ngangun         (15130127)
Fitryani                                    (15130112)
Ika Susanti                              (15130119)
Aprilina Awing                       (15130110)


PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2016 
     Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular, menyerang pada paru, yang disebabkan oleh basil micobakterium tuberculosis.( Murwani, Arita. 2011)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.( Price, Sylvia Anderson. 2005)

B.     Etiologi
Penyebab tuberkulosis merupakan basil micobakterium tuberculosis: ( Murwani, Arita. 2011)
·      Basil tahan asam (BTA)
·      Bentuk batang
Faktor-faktor penyebab penyakit TBC:
·      Faktor ekonomi
·      Status gizi
·      Umur
·      Jenis kelamin

C.    Manifestasi klinis
Ada beberapa tanda saat seseorang terjangkit tuberkulosis paru, di antaranya: .( Murwani, Arita. 2011)
1.        Batuk-batuk berdahak lebih dari dua minggu
2.        Batuk-batuk dengan mengeluarkan mukus dan pernah mengeluarkan darah
3.        Anoreksia/nafsu makan menurun
4.        Badan lemah, letih dan cepat lelah
5.        Dada terasa sakit
6.        Sering terjadi febris, temperatur naik hingga 38> C
7.        Hiperpireksia kurang lebih 2 minggu
8.        Bila kondisi memberat bisa terjadi caverne dan batuk darah (haemaptoe)
9.        Kadang-kadang terjadi dispneu sampai sianosis

D.    Patofisiologi
Pada penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9%). Tuberkulosis dapat tahan hidup di udara kering maupun basah, bahkan dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apa bila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Artinya, suatu saat kuman tuberkulosis ini akan dapat bangkit lagi dan berkembang.( Naga, Sholeh S. 2014)
Cara penularan yaitu lewat jalan nafas.( Murwani, Arita. 2011)
a.       Secara lansung
·         Berbicara dengan berhadapan langsung dengan penderita TBC
·         Air born/percikan air ludah
·         Berciuman dengan penderita TBC
·         Udara bebas (dalam satu kamar dengan penderita TBC)

b.      Secara tak langsung
·         Melalui benda, makanan dan minuman
 yang terkontaminasi basil
·         Saputangan
·         Peralatan mandi
·         Tempat tidur
·         DLL
Kebanyakan infeksi TBC terjadi melalui udara, yaitu melalui inhasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Price, Sylvia Anderson. 2005). Bagi penderita tuberkulosis paru yang memiliki banyak sekali kuman, dapat terlihat langsung dengan mikroskop pada pemeriksaan dahaknya. Hal ini tentunya sangat menular dan berbahaya bagi lingkungan penderita. ( Naga, Sholeh S. 2014)
Pada saat penderita batuk atau bersin, kuman TBC paru dan basil tahan asam (BTA) positif yang berbentuk dorplet sangat kecil ini akan beterbangan di udara. Dorplet yang sangat kecil ini kemudian mengering dengan cepat dan menjadi dorplet yang mengandung kuman tuberkulosis. Kuman ini dapat bertahan diudara selama beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat dorplet yang mengandung unsur kuman tuberkulosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila dorplet ini terhirup dan bersarang di dalam paru-paru seseorang, maka kuman ini akan mulai membelah diri atau berkembang biak. Dari sini lah akan terjadi infeksi dari satu penderita ke calon penderita yang lain (mereka yang telah terjangkit penyakit). ( Naga, Sholeh S. 2014)

E.     Sifat-sifat mycobacterium Tuberculosis
1.      Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada suhu 6 C selama 15-20 menit.
2.      Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
3.      Dalam dahak, bakteri ini dapat bertahan selama 20-30 jam.
4.      Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.
5.      Dalam suhu kamar, biakan basil ini dapat hidup selama 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20 C selama 2 tahun.
6.      Bakteri ini tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan, antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3%, dan NaOH 4%.
7.      Basil ini dapat dihancurkan oleh jodium tinetur dalam waktu 5 menit, sementara dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit kemudian. ( Naga, Sholeh S. 2014)

F.     Pencegahan penyakit TBC paru
Banyak hal yang bisa dilakukan mencegah terjangkitnya TBC paru. Pencegahan-pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat, maupun petugas kesehatan: ( Naga, Sholeh S. 2014)
1.      Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk, dan membuang dahak tidak di sembarang tempat.
2.      Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG.
3.      Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TBC, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.
4.      Petugas kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobat khusus kepada penderita TBC ini. Pengobatan dengan cara menginap dirumah sakit hanya dilakukan bagi pendrita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5.      Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau ludah anggota keluarga yang terjangkit penyakit ini (piring, tempat tidur, pakaian), dan menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6.      Melakukan imunisasi orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, seperti keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan, dan orang lain yang terindikasi, dengan vaksin BCG dan tindakan lanjut bagi yang positif tertular.
7.      Melakukan penyelidikan terhadap orang-orang kontak. Perlu dilakukan tes tuberculin bagi seluruh anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukan hasil negatif, perlu dilakukan pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan dan perlu penyelidikan intensif.
8.      Dilakukan pengobatan khusu. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tetap, yaitu obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan tekun dan teratur, selama 6-12 bulan. Perlu diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.

G.    Pemeriksaan penunjang
1.      Laboratorium ( Murwani, Arita. 2011)
a.       Hematologi
·         Lekosit meninggi
·         HB menurun
·         BBS/LED, meningkat/tinggi
·         Eritrosit menurun jika kronis
b.      Sputum
·         BTA (+)
2.      Radiologi
Pada pemeriksaan poto thorak menujukkan kesan
·         Koh pulmonal
·         Adanya jaringan parut/fibrosis
·         Gambaran keruh








H.    Penatalaksanaan
Farmakologi ( Murwani, Arita. 2011)
1.      kanamicin
2.      kantrek
3.      INH, PAS, etambutol, rifampicin
4.      Pinicillin
5.      Streptomicin
6.      Kombinasi antara penicillin dan streptomicin

I.       Pathwey





DAFTAR PUSTAKA
Murwani, Arita. 2011. PERAWATAN PASIEN PENYAKIT DALAM. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Naga, Sholeh S. 2014. BUKU PANDUAN LENGKAP ILMU PENYAKIT DALAM. Jogjakarta: DIVA Press

Price, Sylvia Anderson. 2005. PATOFISIOLOGI: KONSEP PROSES-PROSES PENYAKIT, E/6, VOL 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Resume Tutorial TBC

RESUME TUTORIAL
Batuk Mengganggu”

Tutor/Dosen:
Ns. Paulinus Deny Kristanto, S.Kep.,M.Kep

Kelompok 1 :
I Gede Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Stenli Kristian Palangi (15130103)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary Rambu Lodang (15130113)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Feni Mardatila Ngangun (15130127)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Styo Hadi Wibowo(15130135)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016



Kasus Tutorial
“Batuk Mengganggu”
Tn. X usia 57 tahun datang keluhan batuk-batuk sejak 3 bulan yang lalu dengan dahak mukopurulen, terkadang disertai hemoptoe,Dyspneu. Klien menyatakan mengalami penurunan berat badan (BB) 10 Kg dalam waktu 6 bulan terakhir, nafsu makan turun, dan sering berkeringat pada malam hari, demam, riwayat kontak Tb (ibu klien). 2 bulan yang lalu klien mendapatkan terapi OAT dari puskesmas, tetapi minum obat tidak teratur, dan drop Out setelah 1 bulan menjalani pengobatan, karena klien merasakan bosan minum obat. Klien adalah seorang perokok ½ bungku per hari sejak 25 tahun yang lalu. Dari hasil S: 37o C, RR: 32x/menit. BB/TB: 43Kg/161cm. Tampak retraksi Suprasternal, Supraklavikula dan Intercosta, Vokal vemitus melemah di sisi kanan, suara nafas Creakles semua lapang paru.
pemeriksaan penunjang:
Ø  AGD : PH: 7,575; PCO2 :41,6; PO2: 59,8; HCO3 : 38,5; BE : 1,63
Ø  BTA : 3 kali berturut-turut +++
Ø  Mantoux test : +
Ø  Rontgen thoraks :
Foto PA, jantung tampak besar bentuk dbn.
Pulmo: hilum tidak melebar, tampak fiproinfiltrat kedua aspek corakan bronko tidak meningkat. Diafragmna sinus kanan tumpul, tulang & soft tissue TAK
Terapi:
Diit TKTP, 02 4 It/m natsal kanula, IVFD: RL 1 6 TPM
Inhalasi 2x1 : 1 cc barotex (ventolin),1 cc bisolvon ,1 cc NaCL 0,9% injeksi IV : brikasma 10 mg/24 jam , ranitidin 50 mg/12 jam, ceftriaxon 1 g/12 jam
Oral OBH syr 3x1 sendok,rifampisin 1x3 300mg ,INH 1x300mg ,PZA 1x750,streptomycin 1x750mg





A.    Kata sulit
1.      Mukopuruten       : sekret bernanah
2.      Hempotoe                        : batuk berdahak
3.      Suprastenal           : tulang dada
4.      Supraklavikula     : diatas tulang klavikula
5.      Dyspeu                 : kesulitas bernapas
6.      Interkosta             : otot diantara tulang rusuk
7.      Vokal primitus     : fibrasi semar saat pasien bersuara
8.      Composmetis       : sadar penuh
9.      Flproinfiltrat         : hasil gambaran roggen ada luka
10.  Mantoux test        : test untuk mendiagnosis penyakit TB
11.  Inhlasi                  : obat uap menggunakkan nebulizer
12.  Apeks                   : titik terujung pada akar gigi
13.  Soft tissue                        : pembengkakkan abnormal yang disebabkan neuplasma dan
                                nonpleuplasma

B.     Rumusan Masalah
TBC

C.    Pertanyaan
1.      Apa dampak pasien jika tidak mengonsumsi obat dengan teratur?
Ketika tidak teratur mengkonsumsi obat maka BTAnya akan ressisten terhadap obat TB tersebut.
2.      Apakah TBC dapat disembuhkan dalam waktu yang cepat (1 bulan)?
Tidak bisa, karena ditinjau dari penjelasan pengobatan Kategori I Tahap penularan diberikan obat setiap hari selama 2 (dua) bulan (2 HRZE). (Widoyono, 2010)
Dari sini kami menyimpulkan bahwa dalam 1 bulan tidak dapat disembuhkan.
3.      Apakah faktor penyebab TBC?
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium Tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)
4.      Mengapa pengobatan tidak dapat berenti selama 6 bulan?
Karena ketika seseorang masih ada basil tahan asam ini maka pengobatan tetap dilanjutkan.
5.      Bagaimana cara penularan TBC?
·         Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
·         Benda atau makanan yang terkontaminasi dengan bakteri tersebut.
(Werdhani, 2010)
6.      Apa bedanya TBC denga penyakit paru lainnya?
Bedanya yaitu terlihat pada penyebabnya. Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium Tuberculosis.Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)


7.      Bagaimana pengobatan kepada pederita TBC?
Pengobatan tuberculosis paru menggunakan obat antituberculosis (OAT) dengan metode Direcly obseved treatment shortcourse (DOTS)
1.      Kategori I (2 HRZE/4 H3R3) untuk pasien TBC baru
2.      Kategori II (2 HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori I-nya gagal atau pasien yang kambuh).
3.      Kategori III (2 HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).
4.      Sisipan (HRZE) digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum makan pagi

Kategori I
a.       Tahap penularan diberikan setiap hari selama 2 (dua) bulan (2 HRZE):
·         INH (H)                   : 300 mg – 1 tablet
·         Rifampisin (R)         : 450 mg – 1 tablet
·         Pirasinamid (Z)        :1500 mg – 3 kaplet @ 500 mg
·         Etambutol (E)          : 750 mg – 3 kaplet @250 mg
Obat tersebut diminum setiap hari secara intensif sebanyak 60 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK II.
b,  tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4 H3R3):
·         INH (H)                   : 600 mg – 2 tablet @ 300 mg
·         Rifampisin (R)         : 450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut diminum 3 kali dalam seminggu (Intermiten) sebanyak 54 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK III.
(widoyono, 2010)

8.      Apakah dengan hilangnya gejala satu bulan atau kurang menandakkan pasien sudah sembuh total?
Dikatakan sembuh total apabila pada pemeriksaan diagnostiknya tidak terlihat lagi tanda adanya bakteri tersebut.
9.      Bagaimana cara pencegahan TBC?
·   Memberikan imunisasi bayi-bayi baru lahir dengan BCG, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan kemudian bila diperlukan
·   Memberikan imunisasi keluarga terdekat, bila pemeriksaan tes tubercolin negatif
·   Makan makanan bergizi
·   Memberikan penjelasan ke penderita untuk menutup mulut dengan sapu tangan atau menggunakan masker, dan mengeluarkan dahak/meludah jangan disembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
(Nugroho, Vera, 2010)

10.  Apa peran perawat jika menemukan pasien TB yang tidak mau minum obat?
Memberikan edukasi ke pasien serta dampak jika pasien tersebut tidak mau minum obat.
11.  Mengapa berat badan pasien TB menurun?
Karena pasien tb nafsu makannya menurun jadi berdampak pada beratbadan pasien
12.  Mengapa seorang perokok beresiko TBC?
Karena orang yang perokok aktif organ yang paling berdampak yaitu paru-paru dimana seperti yang sudah diketahui kandungan yang tekandung dalam rokok jadi membuat bakteri tersebut juga mudah untuk masuk.
13.  Apa saja tanda dan gejala TB?
·   Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
·   Batuk berdarah
·   Suhu meningkat
·   Keringat di malam hari
·   Lelah
·   Nafsu makan berkurang
·   Berat badan menurun
·   Nyeri dada
·   Sesak
·   Nyeri tulang
(Nugroho, vera, 2010)

14.  Apa diagnosa keperawatan ?
Diagnosa keperawatan ditentukan dari hasil analisis data klien. Diagnosa keperawatan untuk klien TB mencakup (tetapi tidak terbatas) diagnosa berikut :
Lebel Diagnostik
Faktor etiologi yang mungkin
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
Peningktan sputum, penularan energi/keletihan
Ketakutan
Penyakit jangka panjang yang membutuhkan kemoterapi jangka panjang, perubahan gaya hidup.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Peningkatan sputum, peningkatan kebutuhan metabolisme, batuk, keletihan.
Gangguan Pola tidur
Batuk malam hari.
Kurang pengetahuan: tentang penyebaran dan pencegahan tuberculosis
Kurang pemajanan terhadap informasi
(Effendy, dkk, 2008)

D.    Tujuan pembelajaran
1.      Mengetahui Pengertian, Tanda dan Gejala TB
·         Pengertian Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis, suatu basil Aerobil tahan asam, yang ditularkan melalui udara (airborne).(Effendy, dkk, 2008)
·         Tanda dan Gejala
Ø  Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
Ø  Batuk berdarah
Ø  Suhu meningkat
Ø  Keringat di malam hari
Ø  Lelah
Ø  Nafsu makan berkurang
Ø  Berat badan menurun
Ø  Nyeri dada
Ø  Sesak
Ø  Nyeri tulang
(Nugroho, vera, 2010)
2.      Mengetahui Penyebab TB
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium Tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)
3.      Mengetahui penularan penyakit TB paru
·         Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
·         Benda atau makanan yang terkontaminasi dengan bakteri tersebut.
(Werdhani, 2010)
4.      Mengetahui pencegahan TB
·         Memberikan imunisasi bayi-bayi baru lahir dengan BCG, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan kemudian bila diperlukan
·         Memberikan imunisasi keluarga terdekat, bila pemeriksaan tes tubercolin negatif
·         Makan makanan bergizi
·         Memberikan penjelasan ke penderita untuk menutup mulut dengan sapu tangan atau menggunakan masker, dan mengeluarkan dahak/meludah jangan disembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
(Nugroho, Vera, 2010)
5.      Mengetahui pengobatan TB
Pengobatan tuberculosis paru menggunakan obat antituberculosis (OAT) dengan metode Direcly obseved treatment shortcourse (DOTS)
1.      Kategori I (2 HRZE/4 H3R3) untuk pasien TBC baru
2.      Kategori II (2 HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori I-nya gagal atau pasien yang kambuh).
3.      Kategori III (2 HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).
4.      Sisipan (HRZE) digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum makan pagi

Kategori I
b.      Tahap penularan diberikan setiap hari selama 2 (dua) bulan (2 HRZE):
·         INH (H)                   : 300 mg – 1 tablet
·         Rifampisin (R)         : 450 mg – 1 tablet
·         Pirasinamid (Z)        :1500 mg – 3 kaplet @ 500 mg
·         Etambutol (E)          : 750 mg – 3 kaplet @250 mg
Obat tersebut diminum setiap hari secara intensif sebanyak 60 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK II.
b,  tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4 H3R3):
·         INH (H)                   : 600 mg – 2 tablet @ 300 mg
·         Rifampisin (R)         : 450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut diminum 3 kali dalam seminggu (Intermiten) sebanyak 54 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK III.
(widoyono, 2010)
6.      Diagnosa TB
Diagnosa keperawatan ditentukan dari hasil analisis data klien. Diagnosa keperawatan untuk klien TB mencakup (tetapi tidak terbatas) diagnosa berikut :
Lebel Diagnostik
Faktor etiologi yang mungkin
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
Peningktan sputum, penularan energi/keletihan
Ketakutan
Penyakit jangka panjang yang membutuhkan kemoterapi jangka panjang, perubahan gaya hidup.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Peningkatan sputum, peningkatan kebutuhan metabolisme, batuk, keletihan.
Gangguan Pola tidur
Batuk malam hari.
Kurang pengetahuan: tentang penyebaran dan pencegahan tuberculosis
Kurang pemajanan terhadap informasi
(Effendy, dkk, 2008)
7.      Pemeriksaan penunjang
·         Kultur sputum: positif untuk M. Tuberculosis pada tahap aktif penyakit
·         Ziehl-Neelsen (pewarnaan tahan asam): positif untuk basil tahan asam.
·         Tes kulit Mantoux (PPD, OT): reaksi yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB dorman atau infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium yang berbeda (keterampilan 3-4)
·         Ronsen dada : menunjukan Infiltrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru, deposit kalsium dari lesi primer yang telah menyembuh, atau cairan dari suatu efusi. Perubahan yang menandakan TB lebih lanjut mencakup kavitasi, area vibrosa.
·         Biopsi jarum jaringan paru: positif untuk Granuloma TB. Adanya sel-sel raksasa menunjukan nekrosis.
·         AGD: mungkin abnormal bergantung pada letak, keparahan, dan kerusakan paru residual.
·         Pemeriksaan fungsi pulmonal: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara residual terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder akibat infiltrasi/fibrosis parenkim. (Effendy, dkk, 2008)





KESIMPULAN
Dengan demikian bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu di sebabkan karena adanya bakteri mikrobakterium tuberkulosa. Oleh karena itu mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera di tangani dengan tepat.


Daftar Pustaka
nugroho, T. Dan vera scorviani. 2010. Kamus pintar kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
widoyono, 2010. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, pencegahan dan pemberantasan. Jakarta: EGC
rafflesia, Ulfasari. 2014. Model penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Jurnal Gradien Vol. 10
Werdhani, retno asti.2010. Patofisiologi, Diagnosis dan klsaifikasi Tuberkulosis. Depertemen ilmu komunitas, Okupasi, dan keluarga FKUI.
Rahajoe, dkk. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Nawas, arifin. 2010. Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS plus. Jakarta: Perkumpulan pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
effendy, dkk. 2008. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC



Lampiran;