kumpulan puisi seorang pemuda, karya anak bangsa: HUJAN SUATU MALAM
Karya : Aan Parwana
Dikala musi...: HUJAN SUATU MALAM Karya : Aan Parwana Dikala musimmu datang Rintikan hujan dan gemuruh riah Beradu suara disegala penjuru tak lagi ku ...
Selasa, 24 Oktober 2017
kumpulan puisi seorang pemuda, karya anak bangsa: HUJAN SUATU MALAMKarya : Aan ParwanaDikala musi...
Kamis, 22 September 2016
Promosi Kesehatan TBC
POMOSI KESEHATAN
“Tuberkulosis”
Kelompok 1 :
Eko Hermawan (13130022)
Idwitasary rambu lodang (15130113)
Yosia Samtawa Sinaga (13130040)
Styo Hadi Wibowo (15130135)
Willibrodus gloria rahamitu (13130029)
I Gede Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Stenli Kristian palangi (15130103)
Feni mardatila Ngangun (15130127)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary rambu lodang (15130113)
Yosia Samtawa Sinaga (13130040)
Styo Hadi Wibowo (15130135)
Willibrodus gloria rahamitu (13130029)
I Gede Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Stenli Kristian palangi (15130103)
Feni mardatila Ngangun (15130127)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Aprilina Awing (15130110)
PROGRAM STUDI S-1 ILMU
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular, menyerang pada paru,
yang disebabkan oleh basil micobakterium tuberculosis.( Murwani,
Arita. 2011)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.( Price, Sylvia
Anderson. 2005)
B.
Etiologi
Penyebab tuberkulosis merupakan basil micobakterium tuberculosis: ( Murwani,
Arita. 2011)
· Basil tahan asam (BTA)
· Bentuk batang
Faktor-faktor penyebab penyakit TBC:
· Faktor ekonomi
· Status gizi
· Umur
· Jenis kelamin
C.
Manifestasi klinis
Ada beberapa
tanda saat seseorang terjangkit tuberkulosis paru, di antaranya: .( Murwani,
Arita. 2011)
1.
Batuk-batuk
berdahak lebih dari dua minggu
2.
Batuk-batuk
dengan mengeluarkan mukus dan pernah mengeluarkan darah
3.
Anoreksia/nafsu
makan menurun
4.
Badan
lemah, letih dan cepat lelah
5.
Dada
terasa sakit
6.
Sering
terjadi febris, temperatur naik hingga 38> C
7.
Hiperpireksia
kurang lebih 2 minggu
8.
Bila
kondisi memberat bisa terjadi caverne dan batuk darah (haemaptoe)
9.
Kadang-kadang
terjadi dispneu sampai sianosis
D.
Patofisiologi
Pada
penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru
(95,9%). Tuberkulosis dapat tahan hidup di udara kering maupun basah, bahkan
dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apa bila
kuman berada dalam sifat dormant
(tidur). Artinya, suatu saat kuman tuberkulosis ini akan dapat bangkit lagi dan
berkembang.( Naga, Sholeh S. 2014)
Cara
penularan yaitu lewat jalan nafas.( Murwani, Arita. 2011)
a.
Secara
lansung
·
Berbicara
dengan berhadapan langsung dengan penderita TBC
·
Air
born/percikan air ludah
·
Berciuman
dengan penderita TBC
·
Udara
bebas (dalam satu kamar dengan penderita TBC)
b.
Secara
tak langsung
·
Melalui
benda, makanan dan minuman
yang terkontaminasi basil
·
Saputangan
·
Peralatan
mandi
·
Tempat
tidur
·
DLL
Kebanyakan
infeksi TBC terjadi melalui udara, yaitu melalui inhasi droplet yang mengandung
kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Price, Sylvia
Anderson. 2005). Bagi
penderita tuberkulosis paru yang memiliki banyak sekali kuman, dapat terlihat
langsung dengan mikroskop pada pemeriksaan dahaknya. Hal ini tentunya sangat
menular dan berbahaya bagi lingkungan penderita. ( Naga, Sholeh
S. 2014)
Pada
saat penderita batuk atau bersin, kuman TBC paru dan basil tahan asam (BTA)
positif yang berbentuk dorplet sangat kecil ini akan beterbangan di udara.
Dorplet yang sangat kecil ini kemudian mengering dengan cepat dan menjadi
dorplet yang mengandung kuman tuberkulosis. Kuman ini dapat bertahan diudara
selama beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat dorplet yang mengandung
unsur kuman tuberkulosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila dorplet ini
terhirup dan bersarang di dalam paru-paru seseorang, maka kuman ini akan mulai
membelah diri atau berkembang biak. Dari sini lah akan terjadi infeksi dari
satu penderita ke calon penderita yang lain (mereka yang telah terjangkit
penyakit). ( Naga, Sholeh S. 2014)
E. Sifat-sifat
mycobacterium Tuberculosis
1.
Mycobacterium
tidak tahan panas, akan mati pada suhu 6 C selama 15-20 menit.
2.
Biakan
dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
3.
Dalam
dahak, bakteri ini dapat bertahan selama 20-30 jam.
4.
Basil
yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.
5.
Dalam
suhu kamar, biakan basil ini dapat hidup selama 6-8 bulan dan dapat disimpan
dalam lemari dengan suhu 20 C selama 2 tahun.
6.
Bakteri
ini tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan, antara lain phenol 5%,
asam sulfat 15%, asam sitrat 3%, dan NaOH 4%.
7.
Basil
ini dapat dihancurkan oleh jodium tinetur dalam waktu 5 menit, sementara dengan
alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit kemudian. ( Naga, Sholeh
S. 2014)
F. Pencegahan
penyakit TBC paru
Banyak hal yang bisa dilakukan mencegah terjangkitnya TBC paru.
Pencegahan-pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat,
maupun petugas kesehatan: ( Naga, Sholeh S. 2014)
1.
Bagi
penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat
batuk, dan membuang dahak tidak di sembarang tempat.
2.
Bagi
masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan
terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG.
3.
Bagi
petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan
tentang penyakit TBC, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang
ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.
4.
Petugas
kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap
orang-orang yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobat khusus kepada
penderita TBC ini. Pengobatan dengan cara menginap dirumah sakit hanya
dilakukan bagi pendrita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan
program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5.
Pencegahan
penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci
tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau
ludah anggota keluarga yang terjangkit penyakit ini (piring, tempat tidur,
pakaian), dan menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6.
Melakukan
imunisasi orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, seperti
keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan, dan orang lain yang terindikasi,
dengan vaksin BCG dan tindakan lanjut bagi yang positif tertular.
7.
Melakukan
penyelidikan terhadap orang-orang kontak. Perlu dilakukan tes tuberculin bagi
seluruh anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukan hasil negatif, perlu
dilakukan pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan dan perlu penyelidikan
intensif.
8.
Dilakukan
pengobatan khusu. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tetap, yaitu
obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan
tekun dan teratur, selama 6-12 bulan. Perlu diwaspadai adanya kebal terhadap
obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.
G. Pemeriksaan
penunjang
1.
Laboratorium
(
Murwani, Arita. 2011)
a.
Hematologi
·
Lekosit
meninggi
·
HB
menurun
·
BBS/LED,
meningkat/tinggi
·
Eritrosit
menurun jika kronis
b.
Sputum
·
BTA
(+)
2.
Radiologi
Pada
pemeriksaan poto thorak menujukkan kesan
·
Koh
pulmonal
·
Adanya
jaringan parut/fibrosis
·
Gambaran
keruh
H. Penatalaksanaan
Farmakologi ( Murwani, Arita. 2011)
1.
kanamicin
2.
kantrek
3.
INH,
PAS, etambutol, rifampicin
4.
Pinicillin
5.
Streptomicin
6.
Kombinasi
antara penicillin dan streptomicin
I. Pathwey
DAFTAR PUSTAKA
Murwani, Arita. 2011. PERAWATAN PASIEN PENYAKIT DALAM. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Naga, Sholeh S. 2014. BUKU PANDUAN LENGKAP ILMU PENYAKIT DALAM. Jogjakarta: DIVA Press
Price, Sylvia Anderson. 2005. PATOFISIOLOGI: KONSEP PROSES-PROSES PENYAKIT,
E/6, VOL 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Resume Tutorial TBC
RESUME TUTORIAL
“Batuk Mengganggu”
“Batuk Mengganggu”
Tutor/Dosen:
Ns. Paulinus Deny Kristanto, S.Kep.,M.Kep
Kelompok 1 :
Ns. Paulinus Deny Kristanto, S.Kep.,M.Kep
Kelompok 1 :
I Gede
Mustika (15130095)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Stenli Kristian Palangi (15130103)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary Rambu Lodang (15130113)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Feni Mardatila Ngangun (15130127)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Styo Hadi Wibowo(15130135)
Dian Marcelina Kau (15130098)
Stenli Kristian Palangi (15130103)
Aprilina Awing (15130110)
Idwitasary Rambu Lodang (15130113)
Fitryani (15130112)
Ika Susanti (15130119)
Devi Yuanita Lestari (15130120)
Feni Mardatila Ngangun (15130127)
Komang Merry Setiawati (15130129)
Styo Hadi Wibowo(15130135)
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
Kasus
Tutorial
“Batuk Mengganggu”
“Batuk Mengganggu”
Tn. X usia 57 tahun datang keluhan batuk-batuk
sejak 3 bulan yang lalu dengan dahak mukopurulen, terkadang disertai
hemoptoe,Dyspneu. Klien menyatakan mengalami penurunan berat badan (BB) 10 Kg
dalam waktu 6 bulan terakhir, nafsu makan turun, dan sering berkeringat pada
malam hari, demam, riwayat kontak Tb (ibu klien). 2 bulan yang lalu klien
mendapatkan terapi OAT dari puskesmas, tetapi minum obat tidak teratur, dan
drop Out setelah 1 bulan menjalani pengobatan, karena klien merasakan bosan
minum obat. Klien adalah seorang perokok ½ bungku per hari sejak 25 tahun yang
lalu. Dari hasil S: 37o C, RR: 32x/menit. BB/TB: 43Kg/161cm. Tampak
retraksi Suprasternal, Supraklavikula dan Intercosta, Vokal vemitus melemah di
sisi kanan, suara nafas Creakles semua lapang paru.
pemeriksaan penunjang:
pemeriksaan penunjang:
Ø AGD
: PH: 7,575; PCO2 :41,6; PO2: 59,8; HCO3 :
38,5; BE : 1,63
Ø BTA
: 3 kali berturut-turut +++
Ø Mantoux
test : +
Ø Rontgen
thoraks :
Foto PA, jantung tampak besar bentuk dbn.
Pulmo: hilum tidak melebar, tampak
fiproinfiltrat kedua aspek corakan bronko tidak meningkat. Diafragmna sinus
kanan tumpul, tulang & soft tissue TAK
Terapi:
Diit TKTP, 02 4 It/m natsal kanula, IVFD: RL 1 6 TPM
Inhalasi 2x1 : 1 cc barotex (ventolin),1 cc
bisolvon ,1 cc NaCL 0,9% injeksi IV : brikasma 10 mg/24 jam , ranitidin 50
mg/12 jam, ceftriaxon 1 g/12 jam
Oral OBH syr 3x1 sendok,rifampisin 1x3 300mg
,INH 1x300mg ,PZA 1x750,streptomycin 1x750mg
A. Kata sulit
1. Mukopuruten : sekret bernanah
2. Hempotoe :
batuk berdahak
3. Suprastenal : tulang dada
4. Supraklavikula : diatas tulang klavikula
5. Dyspeu :
kesulitas bernapas
6. Interkosta :
otot diantara tulang rusuk
7. Vokal
primitus : fibrasi semar saat pasien
bersuara
8. Composmetis : sadar penuh
9. Flproinfiltrat : hasil gambaran roggen ada luka
10. Mantoux
test : test untuk mendiagnosis
penyakit TB
11. Inhlasi : obat uap menggunakkan
nebulizer
12. Apeks : titik terujung pada akar
gigi
13. Soft
tissue : pembengkakkan abnormal yang disebabkan neuplasma dan
nonpleuplasma
nonpleuplasma
B.
Rumusan Masalah
TBC
C.
Pertanyaan
1. Apa
dampak pasien jika tidak mengonsumsi obat dengan teratur?
Ketika tidak teratur mengkonsumsi obat maka
BTAnya akan ressisten terhadap obat TB tersebut.
2. Apakah
TBC dapat disembuhkan dalam waktu yang cepat (1 bulan)?
Tidak bisa, karena ditinjau dari penjelasan
pengobatan Kategori I Tahap penularan diberikan obat setiap hari selama
2 (dua) bulan (2 HRZE). (Widoyono, 2010)
Dari sini kami menyimpulkan bahwa dalam 1
bulan tidak dapat disembuhkan.
3. Apakah
faktor penyebab TBC?
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan
terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil
tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)
4. Mengapa
pengobatan tidak dapat berenti selama 6 bulan?
Karena ketika seseorang masih ada basil tahan
asam ini maka pengobatan tetap dilanjutkan.
5. Bagaimana
cara penularan TBC?
·
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
·
Benda atau makanan yang terkontaminasi dengan
bakteri tersebut.
(Werdhani, 2010)
6. Apa
bedanya TBC denga penyakit paru lainnya?
Bedanya yaitu terlihat pada penyebabnya.
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium Tuberculosis.Bakteri
ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna
dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (BTA).
(Widoyono, 2010)
7. Bagaimana
pengobatan kepada pederita TBC?
Pengobatan tuberculosis paru menggunakan obat
antituberculosis (OAT) dengan metode Direcly obseved treatment
shortcourse (DOTS)
1.
Kategori I (2
HRZE/4 H3R3) untuk pasien TBC baru
2.
Kategori II (2
HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori
I-nya gagal atau pasien yang kambuh).
3.
Kategori III (2
HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).
4.
Sisipan (HRZE)
digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif dari
pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum
makan pagi
Kategori I
a.
Tahap penularan diberikan setiap hari selama 2
(dua) bulan (2 HRZE):
·
INH (H) :
300 mg – 1 tablet
·
Rifampisin (R) :
450 mg – 1 tablet
·
Pirasinamid (Z) :1500 mg – 3 kaplet @ 500 mg
·
Etambutol (E) :
750 mg – 3 kaplet @250 mg
Obat tersebut diminum setiap hari secara
intensif sebanyak 60 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK II.
b,
tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4 H3R3):
·
INH (H) :
600 mg – 2 tablet @ 300 mg
·
Rifampisin (R) : 450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut diminum 3 kali dalam seminggu
(Intermiten) sebanyak 54 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK III.
(widoyono, 2010)
8. Apakah
dengan hilangnya gejala satu bulan atau kurang menandakkan pasien sudah sembuh
total?
Dikatakan sembuh total apabila pada
pemeriksaan diagnostiknya tidak terlihat lagi tanda adanya bakteri tersebut.
9. Bagaimana
cara pencegahan TBC?
·
Memberikan imunisasi bayi-bayi baru lahir
dengan BCG, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan kemudian bila diperlukan
·
Memberikan imunisasi keluarga terdekat, bila
pemeriksaan tes tubercolin negatif
·
Makan makanan bergizi
·
Memberikan penjelasan ke penderita untuk
menutup mulut dengan sapu tangan atau menggunakan masker, dan mengeluarkan
dahak/meludah jangan disembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang
diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi
aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
(Nugroho, Vera, 2010)
10. Apa
peran perawat jika menemukan pasien TB yang tidak mau minum obat?
Memberikan edukasi ke pasien serta dampak jika
pasien tersebut tidak mau minum obat.
11. Mengapa
berat badan pasien TB menurun?
Karena pasien tb nafsu makannya menurun jadi
berdampak pada beratbadan pasien
12. Mengapa
seorang perokok beresiko TBC?
Karena orang yang perokok aktif organ yang
paling berdampak yaitu paru-paru dimana seperti yang sudah diketahui kandungan
yang tekandung dalam rokok jadi membuat bakteri tersebut juga mudah untuk
masuk.
13. Apa
saja tanda dan gejala TB?
·
Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
·
Batuk berdarah
·
Suhu meningkat
·
Keringat di malam hari
·
Lelah
·
Nafsu makan berkurang
·
Berat badan menurun
·
Nyeri dada
·
Sesak
·
Nyeri tulang
(Nugroho, vera, 2010)
14. Apa
diagnosa keperawatan ?
Diagnosa keperawatan ditentukan dari hasil
analisis data klien. Diagnosa keperawatan untuk klien TB mencakup (tetapi tidak
terbatas) diagnosa berikut :
Lebel
Diagnostik
|
Faktor
etiologi yang mungkin
|
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
|
Peningktan sputum, penularan
energi/keletihan
|
Ketakutan
|
Penyakit jangka panjang yang membutuhkan
kemoterapi jangka panjang, perubahan gaya hidup.
|
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Peningkatan sputum, peningkatan kebutuhan
metabolisme, batuk, keletihan.
|
Gangguan Pola tidur
|
Batuk malam hari.
|
Kurang pengetahuan: tentang penyebaran dan
pencegahan tuberculosis
|
Kurang pemajanan terhadap informasi
|
(Effendy, dkk, 2008)
D.
Tujuan pembelajaran
1.
Mengetahui Pengertian, Tanda dan Gejala TB
·
Pengertian Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis, suatu basil Aerobil
tahan asam, yang ditularkan melalui udara (airborne).(Effendy, dkk, 2008)
·
Tanda dan Gejala
Ø Batuk
berdahak lebih dari 3 minggu
Ø Batuk
berdarah
Ø Suhu
meningkat
Ø Keringat
di malam hari
Ø Lelah
Ø Nafsu
makan berkurang
Ø Berat
badan menurun
Ø Nyeri
dada
Ø Sesak
Ø Nyeri
tulang
(Nugroho, vera, 2010)
2.
Mengetahui Penyebab TB
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycrobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan
terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil
tahan asam (BTA). (Widoyono, 2010)
3.
Mengetahui penularan penyakit TB paru
·
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
·
Benda atau makanan yang terkontaminasi dengan
bakteri tersebut.
(Werdhani, 2010)
4.
Mengetahui pencegahan TB
·
Memberikan imunisasi bayi-bayi baru lahir
dengan BCG, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan kemudian bila diperlukan
·
Memberikan imunisasi keluarga terdekat, bila
pemeriksaan tes tubercolin negatif
·
Makan makanan bergizi
·
Memberikan penjelasan ke penderita untuk
menutup mulut dengan sapu tangan atau menggunakan masker, dan mengeluarkan
dahak/meludah jangan disembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang
diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi
aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
(Nugroho, Vera, 2010)
5.
Mengetahui pengobatan TB
Pengobatan tuberculosis paru menggunakan obat
antituberculosis (OAT) dengan metode Direcly obseved treatment
shortcourse (DOTS)
1.
Kategori I (2
HRZE/4 H3R3) untuk pasien TBC baru
2.
Kategori II (2
HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori
I-nya gagal atau pasien yang kambuh).
3.
Kategori III (2
HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).
4.
Sisipan (HRZE)
digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif dari
pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum
makan pagi
Kategori I
b.
Tahap penularan diberikan setiap hari selama 2
(dua) bulan (2 HRZE):
·
INH (H) :
300 mg – 1 tablet
·
Rifampisin (R) :
450 mg – 1 tablet
·
Pirasinamid (Z) :1500 mg – 3 kaplet @ 500 mg
·
Etambutol (E) :
750 mg – 3 kaplet @250 mg
Obat tersebut diminum setiap hari secara
intensif sebanyak 60 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK II.
b,
tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4 H3R3):
·
INH (H) :
600 mg – 2 tablet @ 300 mg
·
Rifampisin (R) : 450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut diminum 3 kali dalam seminggu
(Intermiten) sebanyak 54 kali. Regimen ini disebut KOMBIPAK III.
(widoyono, 2010)
6.
Diagnosa TB
Diagnosa keperawatan ditentukan dari hasil
analisis data klien. Diagnosa keperawatan untuk klien TB mencakup (tetapi tidak
terbatas) diagnosa berikut :
Lebel
Diagnostik
|
Faktor
etiologi yang mungkin
|
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
|
Peningktan sputum, penularan
energi/keletihan
|
Ketakutan
|
Penyakit jangka panjang yang membutuhkan
kemoterapi jangka panjang, perubahan gaya hidup.
|
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Peningkatan sputum, peningkatan kebutuhan
metabolisme, batuk, keletihan.
|
Gangguan Pola tidur
|
Batuk malam hari.
|
Kurang pengetahuan: tentang penyebaran dan
pencegahan tuberculosis
|
Kurang pemajanan terhadap informasi
|
(Effendy, dkk, 2008)
7.
Pemeriksaan penunjang
·
Kultur sputum: positif untuk M.
Tuberculosis pada tahap aktif penyakit
·
Ziehl-Neelsen (pewarnaan tahan asam): positif
untuk basil tahan asam.
·
Tes kulit Mantoux (PPD, OT): reaksi
yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB dorman atau
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium yang berbeda (keterampilan
3-4)
·
Ronsen dada : menunjukan Infiltrasi kecil lesi
dini pada bidang atas paru, deposit kalsium dari lesi primer yang telah
menyembuh, atau cairan dari suatu efusi. Perubahan yang menandakan TB lebih
lanjut mencakup kavitasi, area vibrosa.
·
Biopsi jarum jaringan paru: positif untuk
Granuloma TB. Adanya sel-sel raksasa menunjukan nekrosis.
·
AGD: mungkin abnormal bergantung pada letak,
keparahan, dan kerusakan paru residual.
·
Pemeriksaan fungsi pulmonal: penurunan
kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara residual
terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder akibat
infiltrasi/fibrosis parenkim. (Effendy, dkk, 2008)
KESIMPULAN
Dengan demikian bahwa penyakit tuberculosis
(TBC) itu di sebabkan karena adanya bakteri mikrobakterium tuberkulosa. Oleh
karena itu mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan
diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera
di tangani dengan tepat.
Daftar
Pustaka
nugroho, T. Dan vera scorviani. 2010. Kamus pintar kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
widoyono, 2010. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, pencegahan dan pemberantasan. Jakarta: EGC
rafflesia, Ulfasari. 2014. Model penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Jurnal Gradien Vol. 10
Werdhani, retno asti.2010. Patofisiologi, Diagnosis dan klsaifikasi Tuberkulosis. Depertemen ilmu komunitas, Okupasi, dan keluarga FKUI.
Rahajoe, dkk. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Nawas, arifin. 2010. Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS plus. Jakarta: Perkumpulan pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
effendy, dkk. 2008. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
widoyono, 2010. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, pencegahan dan pemberantasan. Jakarta: EGC
rafflesia, Ulfasari. 2014. Model penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Jurnal Gradien Vol. 10
Werdhani, retno asti.2010. Patofisiologi, Diagnosis dan klsaifikasi Tuberkulosis. Depertemen ilmu komunitas, Okupasi, dan keluarga FKUI.
Rahajoe, dkk. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Nawas, arifin. 2010. Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS plus. Jakarta: Perkumpulan pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
effendy, dkk. 2008. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Lampiran;
Langganan:
Postingan (Atom)